Dinar Chart

GOLD CHART

Harga Dinar


Kamis, 13 Oktober 2016

PUTUSKAN : EMAS SEBAGAI FASHION ATAU INVESTMENT, ATAU….

reposting from salmadinar
written by Endy Junaedy Kurniawan

Pada tulisan sebelumnya 2 pekan lalu, kita membahas tentang nilai lebih emas sebagai objek investasi paling murah, lindung harta paling mudah. Untuk memulai investasi, bahkan mengajarkan kebiasaan menabung pada anak-anak kita, tak perlu modal besar maupun ilmu yang mendalam tentang seluk beluk emas. Kita bisa memiliki emas dengan modal berapapun, dengan cara paling mudah. Hal yang tak bisa kita lakukan dengan jenis investasi lain seperti saham, reksadana dan property.

Pada pembahasan itu, kita tak sedikitpun menyinggung tentang emas dalam bentuk perhiasan sebagai bentuk investasi. Di sekitar kita, kaum ibu dan wanita umumnya masih sering kita dengar mengungkapkan bahwa emas dalam bentuk perhiasan adalah juga termasuk satu jenis investasi.

Dalam buku-buku tentang investasi umum, maupun yang khusus membahas tentang investasi emas, kita memang tak akan pernah dapat menemukan uraian tentang emas perhiasan. Di dalam buku-buku itu, yang disebut sebagai investasi adalah GOLD BAR (emas batangan) dan COIN (koin, baik umum maupun Dinar). Perhiasan disebut bukan investasi, meski paling banyak diminati.

Mengapa ? Karena perhiasan membutuhkan jasa pembuatan tertentu dan membebankan biaya pembuatan kepada pembeli / konsumen. Bila kita datang ke toko emas dan membeli perhiasan, kita harus membayar harga emas plus ongkos pembuatannya. Sebaliknya, ketika menjual, kita juga dikenakan ‘potongan’ ongkos pembuatan.

Nah ongkos pembuatan inilah yang seringkali subjektif, dan tak standar. Toko emas juga biasa menyebut ongkos ini sebagai ‘ongkos susut’. Berapa besarannya ? Bervariasi mulai 10% s.d 20% dari harga emasnya. Praktek yang umum terjadi adalah, misalkan kita membeli emas dengan harga Rp 1.000.000, dan di hari yang sama kita menjualnya kembali, maka emas perhiasan kita bisa dihargai hanya Rp 860.000, atau tinggal 86% saja. Bandingkan dengan emas batangan (produksi Logam Mulia – Antam) yang membeli kembali dengan selisih 6% – 12% (artinya tinggal 88% - 94% nilainya) maupun Dinar (produksi Logam Mulia – Antam juga) yang akan dibeli kembali oleh agen dengan selisih maksimal 4% dari harga emas hari tersebut (atau nilainya relative tinggi, yaitu tinggal 96%).

Belum lagi jika kita menjualnya di toko lain, bukan di tempat kita membeli di awal, maka discount bisa lebih besar. Kita akan merasa tak nyaman dengan situasi ini. Tapi memang dari sanalah toko emas memperoleh keuntungan.

Apa artinya ini ? Emas dalam bentuk perhiasan tak akan menguntungkan dalam jangka waktu pendek - menengah (s.d 6 bulan) sekalipun, saat dimana emas dalam bentuk batangan dan Dinar telah menikmati hasil. Karena nilai emas per tahun menurut statistik naik 25% (bahkan saat sekarang karena krisis nilainya naik hingga 33% - 40%), maka jika kita membeli emas perhiasan, 6 bulan kemudian ketika kita perlu menjualnya, angka kenaikannya akan tergerus oleh discount ongkos pembuatan. Jadi bisa dikatakan kita malah rugi sebesar 12,5% - 14% = (1,5%).

Angka 12,5% adalah kenaikan rata-rata emas dalam 6 bulan. Angka 14% adalah discount ‘ongkos susut’ saat dibeli oleh toko emas.

Lebih parah lagi, jika perhiasan kita dinilai tak lagi ‘up-to-date’. Sehingga ketika kita menjual di toko emas tempat membeli sekalipun, emas perhiasan kita dinilai rendah (bahkan dengan diskon hingga 20%) karena tak bisa laku jika dijual langsung, harus dilebur dan dibuat ulang sebagai perhiasan. Makin rugi kita sebagai konsumen.
Investasi dalam bentuk emas perhiasan akan membawa keuntungan jika disimpan dalam waktu yang sangat panjang, dimana selisih harganya sudah cukup jauh melampaui ‘ongkos susut’nya yang besarnya 10% hingga 20%.

Sesuai fungsinya, yaitu sebagai produk fashion, emas perhiasan memberikan nilai guna (utilitas) terbesarnya adalah dalam bentuk pemakaian. Digunakan sehari-hari atau bergaya dalam kesempatan tertentu yang mencerminkan prestise, misalnya. Sebagai fashion, ada unsur selera. Jadi yang diutamakan bukan keuntungan nominal seperti emas batangan atau Dinar.

Sementara emas batangan, utilisasinya adalah murni untuk investasi dan pelindung nilai harta / asset kita.

Dinar ? Selain untuk investasi, pelindung nilai harta (hedging), juga sebagai syiar. Dinar kita tahu adalah medium transaksi orisinal yang dikenal dalam Islam selain Dirham. Keduanya, disebutkan oleh Ibnu Kholdun dalam buku Muqoddimah, bahwa Allah menciptakan dua logam mulia itu untuk menjadi alat pengukur harga / nilai bagi segala sesuatu. Kita bersiap sedia dari sekarang untuk menyongsongnya.

Jadi tampaknya kita harus memutuskan dari awal, bentuk emas seperti apa yang akan kita miliki dengan tahu berbagai konsekuensinya. Silakan pilih, emas sebagai perhiasan sebagai fashion, atau emas batangan sebagai investment. Atau ‘beyond’ keduanya, yakni untuk juga kepentingan ukhrawi dengan Dinar sebagai pilihannya.

Wallahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar